Sebelum digunakan secara resmi sebagai lambaga negara RI, Garuda juga sudah dipakai sebagai lambang Kerajaan Samudera Pasai yang dulu kala berpusat di Aceh Utara.
Sebelum
digunakan secara resmi sebagai lambaga negara RI, Garuda juga sudah
dipakai sebagai lambang Kerajaan Samudera Pasai yang dulu kala berpusat
di Aceh Utara. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Sultan
Malikussaleh (Meurah Silu) pada abad ke 13 atau pada 1267. Seorang
petualang Ibnu Batuthah dalam bukunya Tuhfat al-Nazha menuturkan
Samudera Pasai sudah menjadi pusat studi Islam di kawasan Asia Tenggara.
Siapa
sebenarnya yang merancang lambang Kerajaan Samudera Pasai? “Lambang
Kerajaan Samudera Pasai dirancang oleh Sultan Samudera Pasai Sultan
Zainal Abidin. Lambang burung itu bermakna syiar agama yang luas, berani
dan bijaksana,” sebut R Indra S Attahashi, generasi ketujuh dari
Kerajaan Sungai Iyu.
Indra
menjelaskan, lambang berisi kalimat Tauhid dan Rukun Islam. Rinciannya,
kepala burung itu bermakna Basmallah, sayap dan kakinya merupakan
ucapan dua kalimat Syahadat. Terakhir, badan burung itu merupakan Rukun
Islam. Pria kelahiran 1974 itu menjelaskan lambang itu disalin ulang
oleh Teuku Raja Muluk Attahashi bin bin Teuku Cik Ismail Siddik
Attahashi yang merupakan Sultan Muda Aceh yang diangkat pasca peristiwa
Perang Cumbok pada 1945. Ketika itu di Aceh Tamiang ada kerajaan sendiri
bernama Kerajaan Sungai Iyu.
Indra
menjelaskan, lambang Kerajaan Samudera Pasai itu sudah ada dalam
silsilah keluarganya lebih dari 100 tahun lalu. Dari kakek atau nenek,
lambang itu diwariskan darigenerasi ke generasi yang selalu dikisahkan
bahwa itu lambang Kerajaan Samudera Pasai. Disebutkan, asal-usul pendiri
Kerajaan Samudera Pasai berasal dari keturunan Turki yakni Al Ghazy
Syarif Attahashi yang merupakan panglima memimpin utusan Dinasti
Usmaniyah (Ottoman) yang membantu Aceh menghadapi serangan Portugis.
Kemudian panglima ketujuh itu menikah dengan seorang putri Sultan
Iskandar Muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar